Penting! Ini 8 Langkah Pemberdayaan Diri yang Perlu Diketahui

Bagi sebagian orang, pemberdayaan diri dapat dilakukan dengan bekerja. Memberdayakan diri bisa membuat setiap orang merasa telah hidup sepenuhnya. Tapi, apakah cuma begitu caranya? Cari tahu di sini!

Setiap orang yang kurang tujuan akan kesulitan merasa hidup sepenuhnya. Hal ini bisa membuat mereka mudah putus asa dan kehilangan arah. Namun, hal tersebut tidak akan terjadi pada orang yang memahami makna pengembangan diri.

Bekerja untuk membuat perbedaan di dunia. Fokus pada hal yang bisa dikendalikan dan dikerjakan: harapan, perbuatan, tujuan, kemauan untuk bekerja keras, komitmen dalam menggapai tujuan, dan pikiran yang teberdayakan.

Jika kehidupan seseorang teberdayakan, dampaknya akan membuat setiap orang di sekelilingnya juga teberdayakan.

Lantas, bagaimana cara kita memberdayakan diri? Simak 8 langkah berikut!


Pemberdayaan Diri


Terbuka pada Tiap Kemungkinan

Tidak ada yang namanya hari buruk atau hari keberuntungan, kecuali kita benar-benar memercayainya. Kita memiliki kekuatan dan tanggung jawab untuk menemukan celah dalam diri kita di mana kita percaya bahwa segala hal itu mungkin terjadi.

Semakin kita membuka diri pada tiap kemungkinan, semakin kita akan kreatif dan semakin besar dunia yang kita ciptakan dalam menggapai kesuksesan tersebut.

Jika kita hidup dalam keterpurukan, kemarahan, dan kekalahan, itulah yang akan terjadi dalam hidup.

Pikiran negatif adalah pikiran yang tertutup. Pikiran tertutup menolak untuk melihat sesuatu yang ada di hadapan mereka. Mereka terlalu fokus pada yang salah, yang tidak terjadi, dan pada keterbatasan kemungkinan.

Kenapa kita harus berpikir seperti itu dalam hidup?

Kehidup adalah cerminan langsung dari kepercayaan kita. Jika kita menginginkan hasil yang lebih baik, kita harus menciptakannya sendiri.

Kesempatan untuk menciptakan harapan baru dan perubahan tidak terikat pada apa pun, dan semua itu dimulai dari diri kita sendiri.

Fokus pada Jati Diri

Hal-hal yang tidak kita inginkan bisa saja terjadi. Keberhasilan dibangun dari ketidakadilan. Ada banyak hal yang akan kita hadapi yang tidak seharusnya terjadi, tidak adil, dan salah.

Jika hal tersebut terjadi, kita perlu fokus pada jati diri. Orang lain bisa saja berada di posisi tinggi tanpa hak atau kemampuan untuk berada di sana. Namun, kita mampu berada di tempat itu dengan kemampuan yang di luar logika.

Tanpa hal-hal yang di luar logika, kita tidak akan pernah benar-benar memahami hal yang kita perjuangkan, hargai, atau betapa kuatnya diri kita.

Ketika kita mengubah fokus pada diri sendiri dan sepenuhnya dan tanpa paksaan menjawab segala pertanyaan yang tebersit dalam benak, saat itulah kita telah benar-benar hidup dalam kehidupan yang sejati dan bermakna.

Yang perlu kita lakukan dalam hidup adalah fokus pada pekerjaan dan segala hal yang ingin kita lakukan. Biarkan keberhasilan yang berbicara.

Tidak Usah Memedulikan Orang Lain 

Keberhasilan orang lain bukanlah kegagalan kita. Setiap orang menjalani kehidupan masing-masing. Kita hanya perlu fokus pada kehidupan kita sendiri.

Daripada membuang waktu dengan fokus berusaha lebih baik daripada orang lain, lebih baik kita fokus pada hal yang kita lakukan. Jika terlalu fokus pada orang lain, hal yang mereka kerjakan, maka kita akan lupa pada pentingnya hal yang kita lakukan.

Pemberdayaan tidak berkaitan dengan kompetisi, tetapi pada kontribusi. 

Percaya pada Diri Sendiri

Percaya pada diri sendiri adalah kunci dari segala hal. Jika kita tidak percaya bahwa kita bisa melakukan dan menyelesaikan pekerjaan kita, pekerjaan itu tidak akan pernah selesai.

Kepercayaan diri menguatkan kita untuk mencapai tujuan. Jika kita membuang waktu dengan meragukan kemampuan, satu-satunya hal yang kita mampu lakukan adalah kemampuan meragukan diri.

Tindakan kita merupakan cerminan pikiran kita. Kita harus mulai memanfaatkan waktu yang sering digunakan untuk meragukan diri untuk mempercayai diri sendiri.

Jika kita bisa memimpikan sesuatu, mimpi tersebut adalah kemungkinan yang bisa kamu lakukan untuk mewujudkannya. Kita harus percaya bahwa kita memiliki segala hal yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Kita bisa belajar mempercayai diri sendiri dengan mengambil risiko-risiko yang telah terukur.

Semakin banyak keberhasilan kita dalam mengambil risiko, semakin mudah dan semakin mampulah kita memahami kapan insting kita bisa dipercaya dan tidak. Hal ini membuat kita mampu mengambil keputusan yang lebih baik.

Jaringan

Dalam pemberdayaan diri, kita berkolaborasi, bukan berkompetisi. Keberhasilan bukanlah hasil dari pekerjaan yang dilakukan satu orang saja.

Salah satu cara paling cerdas agar misi mencapai tujuan terus berjalan adalah dengan membangun jaringan. 

Kita perlu mengumpulkan tim yang terdiri dari orang-orang yang memiliki kelebihan untuk mengisi kekurangan kita. Hal ini memungkinkan kita meminta bantuan orang lain guna meraih tujuan kita.

Dalam kolaborasi, keberhasilan sama-sama dinikmati oleh semua orang yang terlibat. Inilah di mana orang lain memberdayakan yang lainnya.

Tidak ada yang lebih mengikat bagi sekelompok orang daripada usaha bersama yang membuahkan keberhasilan. Itulah yang dinamakan ikatan dan ikatan itu memberdayakan.

Ketika kita berkompetisi, kita menciptakan perpecahan, kebencian, kecemburuan, dan kemarahan. Tidak ada dari semua itu yang membantu kita membangun hubungan yang berlangsung lama yang dibentuk untuk membantu kita lebih sukses.

Mencintai Hal yang Dilakukan

Passion menampik kegagalan. Cinta adalah rasa yang paling kuat dari seluruh emosi yang ada. Oleh karenanya orang-orang yang benar-benar teberdayakan bekerja pada bidang yang mereka sukai. Sebagian besar orang akan melakukan segala hal atas dasar cinta.

Tidak akan ada yang mampu menghalangi ketika kita ingin mendapatkan sesuatu yang sangat ingin kita dapatkan. Hal tak terduga mungkin saja menjadi halangan, tapi hal tersebut tidak cukup untuk mengalihkan kita dari mencapai tujuan.

Ketika kita sangat mencintai hal yang kita kerjakan, pekerjaan tidak akan terasa seperti beban. Ketika kita mencintai hal yang kita kerjakan, ketakutan akan kegagalan akan kalah oleh passion yang mengatakan bahwa kegagalan bukanlah pilihan.

Mengendalikan Diri Dengan Elegan

Keberhasilan sering kali mengundang rasa iri. Lantas, apa yang harus kita lakukan jika hal tersebut terjadi? Respon dengan cara yang elegan.

Jika orang iri itu mencoba merendahkan diri kita, kita bisa meninggikan diri dengan pembuktian bahwa mereka salah. Kita juga bisa meresponnya dengan sikap tak acuh.

Kita perlu bersikap elegan, bukan untuk mereka, tetapi karena sikap elegan mampu mengatakan segala hal luar biasa tentang diri kita tanpa perlu berkata-kata.

Kemarahan tidak akan pernah menciptakan perubahan pada siapa pun. Sikap kuat dan benar adalah satu-satunya yang bisa menciptakan perubahan.

Kita perlu mendisiplinkan diri dengan bersikap tenang ketika berhadapan dengan orang-orang demikian. Satu hal yang pasti dari mereka adalah mereka akan terus membenci sampai mereka ikut mendulang kesuksesan dari hal yang kita lakukan.

Biarkan mereka lakukan apa yang ingin mereka lakukan. Kita hanya perlu fokus berjalan di atas jalan yang sudah kita bangun.

Nikmati Setiap Momen

Setiap keberhasilan selalu melewati berbagai cobaan dan kegagalan. Seperti anak bayi ketika belajar berjalan harus limbung berkali-kali. 

Kita akan berdaya ketika sudah melalu berbagai macam rintangan dan cobaan. Kegagalan dan ketidakpastian adalah hal yang perlu kita terobos untuk membangun kesempurnaan diri. Dengan kegagalan, kita akan memiliki banyak bahan belajar. 

Kita harus menyiapkan diri untuk berevolusi dan menolak untuk terus-menerus berada di bawah tekanan dan tidak berkembang.

Momen kegagalan dan tidak sempurna memberikan jalan terbaik agar kita terus mampu menanjak menuju puncak kesuksesan yang ingin kita taklukkan.

Untuk bisa hidup sepenuhnya, kita perlu terbuka pada setiap kemungkinan, kerja sama, pendidikan, keberhasilan, dan pemahaman bahwa keberhasilan bukanlah hasil dari pekerjaan satu orang saja.

Kita juga perlu mencintai hal yang kita lakukan sehingga kita mampu mengajak orang lain dalam mimpi kita dan memberdayakan mereka dalam kesuksesan; sehingga tidak ada lagi hambatan atau kesulitan yang akan memalingkan kita dari arah yang diinginkan.

Pemberdayaan diri berarti kita tidak hancur karena kegagalan. Pemberdayaan berarti kita secara sadar memilih untuk tumbuh dari tekanan untuk berubah menjadi sosok yang selalu kita impikan.

Sumber:
Entrepreneur.com. (2017, 31 Januari). 8 Steps to Personal Empowerment. Diakses pada 23 Februari 2021 dari https://www.entrepreneur.com/article/288340

Posting Komentar

0 Komentar