Kita Hidup di Masa Kini: Mimpi dan Masa Lalu Hanyalah Ilusi

Apa kamu pernah merenungkan kenyataan tentang eksistensi mimpimu? Atau kamu pernah mengalami mimpi yang seperti kenyataan.


Segala bentuk mimpi seperti itu, akan menguap ketika kamu terbangun. Apa yang kita lakukan, apa yang telah terjadi, segalanya menjadi semu.


Mimpi yang memiliki kesan kuat, biasanya membentuk eksistensi seperti masa lalu.



Pernahkah kamu mencoba membayangkan kejadian masa lalu dan kamu kesulitan untuk mereka ulangnya dalam pikiranmu?


Hal ini tak jauh berbeda dengan ketika kamu mencoba untuk mereka ulang mimpi yang berkesan.


Mungkin kamu bisa mencoba membuat catatan tentangnya; tentang mimpimu semalam, tentang hari yang telah kamu lalui. Namun mustahil untukmu mereka secara sempurna kejadian yang sudah kamu lalui.


Mimpi dan masa lalu merupakan hal yang mirip. Bedanya, mimpi menjadi sebuah pengalamanmu secara pribadi. Sedangkan masa lalu adalah pengalaman yang kamu lalui bersama dengan individu lain.


Untungnya kita hidup di zaman modern, di mana kita bisa merekam jejak masa lalu, entah melalui foto atau video. Namun, kamu pasti pernah melihat sebuah foto atau video, dan tak dapat mengingat satu pun kejadian yang terjadi di dalamnya. Padahal kamu telah mengalaminya sendiri.


Masa lalu dan mimpi sama-sama ilusif. Jika mimpi hanya perkara kesadaranmu sendiri, maka masa lalu melibatkan kesadaran orang lain di dalamnya.


Apa yang terjadi kemarin, satu jam yang lalu, atau bahkan satu menit yang lalu, sudah tak bisa kau reka lagi. Rekaan yang terjadi merupakan bentun sangkaan, ide, atau imajinasi atas sebuah kejadian yang dikira mirip dengan kejadian atau pengalaman yang telah terjadi. Namun hal tersebut tak bisa benar-benar menyerupai kejadian aslinya.


Sifat semesta ini unik. Kita selalu dipaksa untuk menggerus masa kini untuk terus diperbaharui. Sehingga apa yang pernah kita lalui menjadi semacam bayangan yang tak nyata dalam benak kita.


Pernahkah kamu membayangkan masa lalu? Mungkin kamu membayangkan seseorang yang sudah tiada? Lantas rekaan masa lalu itu justru menyerupai mimpi dibandingkan sebagai kenangan?

Posting Komentar

0 Komentar