The Grand Budapest Hotel: Drama Tragedi yang Unik

The Grand Budapest Hotel adalah sebuah film tragedi yang dikemas sebagai drama. Kalau kamu ingin menikmati sebuah film yang memanjakan mata dengan filmografi dan warna yang cantik, ini adalah filmmu.

Halo para penikmat sinema. ^^ 

Apakah kalian pernah menonton film yang memiliki sinematografi unik yang membuat semuanya terlihat indah dan memanjakan mata? Kalau belum, kalian sangat perlu menonton film berjudul "The Grand Budapest Hotel".

Aku sadar dan paham kalau mungkin saat pertama kali menonton ini kalian berpikir film ini aneh dan membosankan. Tapi, kusarankan: cobalah untuk melihat bagaimana setiap barang dan rincian film diatur sedemikian rupa hingga membuatnya memenangkan film dengan sinematografi terbaik waktu itu.

Aku sendiri merasa bahwa film ini agak aneh dan pertanyaan seperti, "Apa sih, yang dibahas film ini?" juga terngiang di kepalaku. Namun, aku tetap berusaha berpikiran terbuka dan terus menonton film ini sampai selesai.

Jika kalian nanti mengalami hal seperti tidak paham apa yang sedang diceritakan sampai film ini selesai, itu hal yang wajar. Aku pun mengalaminya dan aku memberi kesempatan kedua pada film ini karena keindahan warnanya dan aku pun berhasil menikmatinya.

Entah kenapa tiap kali aku ingin menonton film untuk mengisi waktu luangku yang telah usai selesai menulis blog dan konten pesanan, beberapa kali aku tak ingin menengok film yang pernah kubilang "layak mendapatkan nilai 9" ini.

Akhirnya, kemarin aku memberinya kesempatan dan benar saja: aku jatuh cinta lagi. Ketika aku menolak untuk menonton film ini untuk kesekian kalinya, sepertinya aku lupa betapa sinematografi film ini bisa langsung membius penonton.

Aku pun jadi langsung masuk ke mode terbaik menikmati film ini: menikmati setiap detil gambaryang dihadirkan oleh sang sutradara, yang menurutku sangat jenius itu.

Tanpa berlama-lama kita langsung saja ke alur ceritanya.


the grand budapest hotel


Alur

Film ini dimulai dari seorang penulis buku yang sedang mengunjungi Hotel Budapest untuk menyegarkan pikiran. Di sana, dia menanyakan seorang tua yang sedang duduk di lobby yang ternyata tak lain adalah pemilik hotel itu sendiri.

Cerita berlanjut tentang bagaimana pemilik Zero Mustafa mendapatkan hotel itu dan seluruh kejadian menegangkan yang menghiasinya. 

Zero memulai semuanya sebagai seorang lobby boy yang dipercaya oleh concierge Gustave H. Konflik dimulai sejak kematian pemilik hotel dan beberapa perusahaan lainnya hingga akhir. 

Konflik tersebut membuat Gustave H. menjadi tahanan atas kematian Madam C.V.D.u.T. Kemudian, segalanya menjadi sangat menarik.

Sebagai sebuah keluarga paling berpengaruh, keluarga pemilik hotel itu mampu melakukan segalanya hingga memalsukan pembunuh sebenarnya dari Madam kaya raya itu. Bahkan, mereka memiliki bodyguard mengerikan yang melakukan segala pekerjaan kotor, termasuk menghabisi pengacara yang mengurus harta gono-gini perempuan pengusaha itu (Ups, Spoiler).

Sejak itu, pelarian, pengejaran, pembunuhan, dan sebaganya dimulai. Apa yang ditutupi oleh keluarga kaya itu? Apa yang terjadi pada Gustave H. selanjutnya dan bagaimana akhir hotel itu?

Kamu wajib menonton "The Grand Budapest Hotel". Tenang saja, kamu tidak akan merasakan ketegangan sedikit pun karena walaupun film ini sangat rumit, cerita dibingkai sebagai sebuah drama yang ringan. Oh iya. Kamu ingin tahu bagaimana wajah asli Voldemort?

Ulasan

Sebagai seorang penikmat, aku bisa mengerti kenapa pembauat film membingkai cerita itu sebagai drama. Well, film ini adalah tentang sebuah hotel dan sejarah yang membayanginya.

Kalau misalnya film ini dibuat thriller pun atau peperangan karena settingnya memang di zaman perang, semuanya akan serba nanggung. Pasalnya, ada konspirasi dari pihak keluarga untuk menguasai harta perempuan tua kaya itu dan juga sekelumit kisah cinta pegawai dan kehidupan menarik di hotel itu sendiri.

Dengan memilih setting drama, segala hal tersebut jadi bisa ditampilkan seluruhnya dengan sempurna. Well, dalam drama selalu ada pertikaian, bukan?

Sinematografi

Aku nggak bisa melupakan sinematografi yang berkali-kali kubilang menawan ini. Aku merasa bertanggung jawab untuk membahasnya di sini.

Pertama kali kalian menonton film ini, kalian pasti akan langsung notice bahwa seluruh interior, eksterior, pakaian, dan segala hal yang terlihat oleh mata diatur dengan sangat bersih dan cantik.

Pemilihan warnanya pun menawan. Aku bisa melhat bahwa warna film ini dipenuhi oleh warna-warna natural dan pastel. Ada beberapa warna merah untuk mewakili kemegahan hotel itu. Yang paling mencolok adalah kesan matte yang ada di sana. 

Film ini hampir tidak ada lampu yang terlalu terang yang entah kenapa tidak pernah dipertimbangkan oleh sebagian besar sutradara sebagai tampilan yang menyakiti mata. Sekali lagi, kalau kamu ingin film yang ramah penglihatan dan menyembuhkan mata dari kelelahan, cobalah menonton film ini sesekali.

Selain kesan bersih yang berarti tidak kotor, film ini juga bersih dalam artian kita tidak akan melihat sesuatu yang tidak perlu kita lihat. Misalnya, kita tidak akan melihat orang-orang berjalan di jalanan yang tidak ada hubungannya dengan cerita. 

Sepertinya aku harus mengatakan, "Sumpah!" untuk menegaskan bagaimana gambarnya bakal sangat memanjakan mata dan tidak akan membuat fokus kita teralihkan pada hal yang tidak ada urusannya dengan cerita. 

Memang penghargaan "Sinematografi terbaik" bisa mewakili, tapi rasanya tidak cukup. Pasalnya ada beberapa film lain yang mendapatkan penghargaan tersebut tetapi tidak memiliki gambar sebaik ini.

Akting

Aku nggak paham apakah ini bisa dimasukkan ke dalam akting. Sepertinya si sutradara sangat detil soal ini sampai cara lari pun diperhatikan.

Poin detil lainnya yang perlu kamu perhatikan, antara lain topi Zero yang awalnya miring, cara berdiri operator lift di awal, pelayan yang ngintip di belakang pas Zero tua cerita ke penulis muda, dan berbagai detil teatrikal lainnya yang layak dinikmati.

Masih banyak poin terperinci lainnya yang nggak bisa kumasukkan ke sini karena terlalu banyak, keterbatasan waktu, capek, dan beberapa lainnya yang pastinya luput dari perhatianku.

Kalau kamu menyebut dirimu sebagai penikmat seni, "The Grand Budapest Hotel" nggak akan mengecewakan. Namun, kalau kamu adalah menikmati film dari sisi cerita dan bukan secara keseluruhan, seperti sinematografi, film ini bisa mengecewakan.

Posting Komentar

0 Komentar