Bagaimana Menulis Diary Bisa Menghilangkan Rasa Malas


Kenapa Bisa Malas?

Di antara kita, pasti ada orang yang sudah sangat bersahabat dengan kemalasan. Saya juga pernah dalam keadaan demikian. Saya menyalahkan anemia dan Vertigo atas rasa malas yang mengurung saya. Saya meyakini bahwa kerja berlebihan membuat vertigo mudah kambuh sehingga saya mengurangi frekuensi pekerjaan yang menurut saya berat. Hal itu memang benar, didukung dengan iklan suplemen penambah darah dan saya yang jarang berolahraga. Lalu, saya berpikir bahwa semua ini harus berubah. Saya ingin menjadi lebih produktif dan harus tahu bagaimana caranya. Setelah ini Anda akan mempelajari cara saya mengatasi malas.

Sebelum menghilangkan rasa malas, kita perlu tahu bahwa anemia dan sebagainya bukanlah alasan utama rasa malas itu timbul. Di sini, kita harus mulai memahami bahwa keyakinan memang bisa mengubah banyak hal. Jika kita yakin kita sukses, maka kita akan sukses. Begitu pula sebaliknya. Hal ini juga berhubungan dengan rasa malas yang kita rasa. Jika kita yakin bahwa anemia, vertigo, atau hal lainnya membuat kita cepat lelah, lesu, dan lemas yang membuat kita malas, selamanya kita akan malas.

Jadi, mulai sekarang kita harus mulai berpikir bahwa malas adalah sebuah rasa yang membuat seseorang tidak ingin melakukan sesuatu, bukan akibat dari anemia dan alasan lainnya.

Bukan Depresi

Dulu saya yakin bahwa penyebab malas dan mengantuk adalah depresi. Saya merasa sangat depresi atas keadaan yang menimpa saya. Begitu saya bangun, saya ingin langsung memejamkan mata. Saya tidak ingin melakukan pekerjaan lain dan selalu menyerahkan pekerjaan itu pada orang lain. Saya merasa bahwa dengan tidur, saya akan merasa lebih baik dan perasaan "depresi" saya bisa lebih terobati. Namun, saya sendiri merasa bahwa terlalu banyak tidur malah membuat saya merasa tidak berguna. Beberapa kemudian saya mendapatkan informasi dari sebuah artikel bahwa terlalu lama tidur bisa menyebabkan depresi. Dari situ saya tahu bahwa yang menyebabkan saya malas bukanlah depresi, melainkan malaslah yang menyebabkan saya depresi.

Ada suatu keadaan di mana tidur bisa mengobati perasaan kesal atau tertekan pada sesuatu. Namun, berlarut-larut tidur dengan harapan bahwa perasaan kita akan jauh lebih baik malah membuat perasaan dan tekanan itu makin menjadi-jadi. Tujuan kita tidur untuk menyembuhkan rasa sakit itu malah membuat rasa sakit itu semakin parah. Lalu, bagaimana cara kita menyembuhkan rasa sakit tanpa tidur?

Tentang Selebrasi Kecil

Saya membaca banyak hal tentang merayakan keberhasilan kecil setiap hari. Metode ini sering saya baca di artikel-artikel pengembangan diri luar negeri. Setiap kita berhasil melakukan sesuatu, kita perlu merayakannya. Perayaannya tidak perlu besar. Kita hanya perlu memberikan atau melakukan sesuatu yang membuat kita senang. Kita bisa menari, menyanyi, makan coklat, berhenti diet sehari, atau hal lainnya. Intinya, adalah membuat kita merasa bahwa hal yang kita lakukan tadi sangatlah berharga.

Saya melakukannya dalam beberapa hari. Dalam beberapa hari, saya lebih bersemangat dan rasa malas yang saya rasa berkurang. Saya lebih bisa mengendalikan diri ketika rasa malas itu muncul. Namun, ide saya untuk melakukan selebrasi tadi habis dalam hitungan minggu. Saya tidak tahu lagi apa yang harus saya lakukan untuk selebrasi. Saya sudah sering menyanyi, membaca buku, menonton film, makan lebih banyak, bahkan tidur lebih lama. Namun, semua itu membuat saya bosan. Ternyata semua pilihan itu tidak benar-benar menyenangkan saya. Yang bisa menyenangkan saya adalah membeli buku baru, perawatan, keluar ke cafe, dan jalan-jalan. Tentu saya tidak bisa melakukan semua itu setiap kali saya melakukan sesuatu. Akhirnya saya menemukan cara menghilangkan rasa malas berlebihan itu.

Waktu itu, saya pergi ke toko buku. Jika tidak ada buku yang menarik untuk dibeli, maka saya akan pergi ke rak alat tulis dan lainnya. Saya suka membeli buku dan alat tulis lain walaupun mungkin saya tidak akan menggunakannya. Lalu, entah kenapa saya ingin membeli buku berwarna pastel bergambar kucing. Saya berniat menggunakannya sebagai buku diary saya dan saya akan menuliskannya dengan cara yang sangat berbeda. Hasilnya, dalam beberapa hari saya bisa mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya malam saya lakukan.

Bagaimana Menulis Bisa Melakukannya?

Anda mungkin sering mendengar bahwa menulis bisa menjadi terapi bagi orang-orang yang mengalami depresi. Menulis seperti kegiatan mengeluarkan pikiran negatif, kebencian, tekanan, ketidakpercayaan diri, dan hal negatif lainnya.

Bagi saya, menulis adalah mengeluarkan kesenangan dan kepuasan diri setelah saya melakukan pekerjaan dalam bentuk tulisan. Membacanya bisa memberikan motivasi pada saya bahwa melakukan pekerjaan tidaklah sulit, bahkan cenderung menyenangkan. Membacanya membuat saya lebih menghargai hal yang saya lakukan dan hal itu memotivasi saya untuk melakukannya lagi dan lagi.

Setelah dua hari menulis kegiatan sehari-hari dalam diary, saya jadi lebih aktif. Saya mulai mencoba berolahraga walaupun hanya 1 menit di pagi hari. Lebih sering merawat diri dan melakukan pekerjaan rumah tanpa mengeluh.

Jika Anda sudah tidak sabar dan segera ingin tahu cara menghilangkan rasa malas dan ngantuk dengan cara yang lebih mudah dijalankan, ikuti langkah-langkahnya berikut:

Do's:

  • Belilah sebuah buku besar
Pastikan buku itu berukuran lebih besar dari A4. Hal ini memungkinkan Anda menulis lebih banyak. Buku besar biasanya memiliki jarak antar garis yang lebih jauh. Hal ini bisa membuat Anda membaca dengan lebih cepat dan mata Anda tidak akan terlalu lelah membaca tulisan-tulisan di atasnya.
  • Belilah buku dengan kertas berwarna redup 
Kertas redup, seperti kuning, membuat Anda bisa berlama-lama menulis dan membaca tulisan di atasnya. Ini penting agar Anda bisa mengeluarkan seluruh perasaan atas pekerjaan yang dilakukan, membaca pencapaian dengan lebih baik, dan mata tidak akan cepat lelah.

Kertas putih dengan tinta hitam adalah perpaduan yang terlalu mencolok untuk mata. Mata akan akan cepat lelah ketika menulis dan membaca. Hal ini akan membuat Anda malas untuk menulis lagi dan tujuan menghilangkan rasa malas tidak tercapai.
  • Belilah buku dengan desain simpel
Seperti kertas putih dan tinta hitam yang menyilaukan mata, buku dengan warna dan desain yang terlalu mencolok hanya bagus untuk dilihat, bukan ditulisi. Buku dengan perekat spiral dan lainnya juga bisa mengganggu proses menulis Anda.

Sebaliknya, buku dengan desain simpel dengan warna sampul yang kalem bisa meningkatkan ketertarikan Anda pada buku itu. Jika buku dengan desain mencolok lebih terlihat seperti barang, maka buku simpel membuat Anda menganggapnya sebagai teman. Sebuah buku diary haruslah berfungsi sebagai teman yang selalu siap mendengarkan.
  • Belilah pena yang sesuai
Keberadaan pena bisa menjadi sarana motivasi agar Anda selalu senang menulis. Pastikan pena itu tetap ringan dipakai walaupun ada hiasan-hiasan dan gambar-gambar di sekelilingnya. 
  • Urutkan kegiatan Anda
Mengurutkan kegiatan Anda dengan membubuhkan nomor pada tiap pekerjaan yang Anda lakukan bisa memberikan pengertian bahwa Anda bisa melakukan beberapa pekerjaan dalam satu hari. Dalam menuliskan kegiatan, tuliskan semua kegiatan Anda secara rinci.
  • Tuliskan perasaan
Tuliskan perasaan atau pun pemikiran yang tersirat tentang pekerjaan yang Anda lakukan, baik itu rasa lelah maupun rasa bahagia setelah bekerja. Jangan lewatkan satu perasaan pun untuk ditulis.

Contoh:
1. Aku mandi dan membersihkan rambutku. Aku juga memakai kondisioner agar rambutku tidak terlihat terlalu kering. Aku tidak mandi terlalu lama karena ingin melanjutkan kegiatan lain.
2. Setelah aku merasa bersih setelah keluar dari kamar mandi, aku merapikan kamar tidur yang sudah berantakan. Aku membersihkan dari satu sudut ke sudut lain. Aku juga merapikan buku-buku yang bertebaran di meja. Walaupun aku tidak berhasil membersihkan seluruh kamarku, setidaknya kamarku sudah terlihat lebih rapi dan bersih. Aku berencana bersih-bersih kamar lagi minggu depan.
3. dst...

Don't:

  • Jangan memaksakan diri untuk menulis

Walaupun menulis diary itu penting, Anda tidak harus untuk menuliskannya setiap hari. Jika Anda sudah merasa bisa mengerjakan banyak hal dan rasa malas sudah berkurang, Anda tidak perlu melakukannya. Anda juga tidak harus menulis diary ketika tidak ingin dan butuh.

Intinya, tujuan menulis diary adalah untuk memotivasi Anda melakukan pekerjaan sehingga rasa malas itu hilang. Anda tidak perlu menulis jika itu dianggap memberatkan karena sebenarnya 1 tulisan saja sudah cukup memotivasi Anda untuk bekerja.

  • Jangan memaksakan diri untuk bekerja
Mulai aktif dengan bekerja adalah tujuan dari terapi ini. Namun, memaksakan diri untuk bekerja itu juga tidak baik. 

Tubuh kita membutuhkan waktu untuk membiasakan diri dengan keadaan. Tubuh yang sudah lama tidak bekerja akan mudah lelah dan bosan jika langsung disergap dengan daftar pekerjaan yang padat. Tidak akan lama, kita malah akan berhenti bekerja sama sekali dan kembali malas.

Lakukan pekerjaan sesuai kemampuan tubuh dan kemauan Anda. Walaupun baik, memaksakan diri tidak akan menimbulkan hasil yang baik. Saya yakin dengan kegiatan ringan setiap hari saja, Anda sudah bisa menghabiskan 1 halaman buku itu. Itu sudah sangat baik. Kalau pun Anda ingin bekerja lebih banyak, Anda pasti bisa melaksanakan semuanya saat tubuh Anda sudah menyesuaikan diri dengan kesibukan dan aktivitas.


Mengingat menulis diary bisa memberikan motivasi, maka metode ini juga bisa digunakan untuk memotivasi Anda melakukan hal lain, seperti lebih produktif. Cara ini sangat efektif asalkan Anda menuliskan seluruh perasaan Anda dalam diary, membacanya, dan merasa puas. Tanpa kepuasan dalam bekerja, motivasi tidak bisa didapatkan. Ini juga menjadi pilihan selebrasi kecil saya yang tidak membosankan untuk dilakukan.

Selamat mencoba ^^

Gambar oleh GuHyeok Jeong dari Pixabay

Posting Komentar

0 Komentar