Bulan dan Rindu


Aku bertanya pada rembulan, "Bisakah kau mengirimkan rindu?" Dia menjawab, "Tak bisa." Tapi dia menawarkan hal lain yang mungkin dapat membantuku.

"Aku bisa memastikan bahwa kekasihmu mampu melihat wujudku yang sama," sanggupnya.

Mungkin benar. Bulan akan tampak sama di mana pun. Dan aku beserta kekasihku pasti akan melihat bulan yang sama. Betapa jauhnya jarak kami berada. Bahkan pun ketika kekasihku ada jauh di seberang pulau sana. Bulan tetap sama.

Itulah kelebihan dari menghuni Bumi. Bumi cuma punya satu Rembulan. Dan bulan selalu setia pada Bumi. Jika bulan sudah tak setia, atau mungkin Bumi berniat untuk selingkuh, maka hancur sudah kehidupan ini. Ya, Rembulan dan Bumi memang seperti itu.

"Suruh saja kekasihmu menatapku, maka dia akan menatap bulan yang sama seperti bulan yang kau tatap," jelasnya.

"Kau kira kekasihku itu tetanggaku hingga bisa aku suruh sesuka hati dengan mendatangi rumahnya, begitu?" protesku.

"Hei Bung, ini jaman canggih! Kau tak punya handphone untuk mengirim sms padanya? Kau kira ini jaman ayahmu yang harus menunggu satu minggu dalam naungan kegundahan dan kerisauan hati dan rasa cemas memikirkan balasan suratnya yang tak kunjung sampai? Ini 2014, Bung!" ceramahnya.

Aku diam. Dia benar juga. Tapi mengirimkan sms untuk sebuah rindu bukanlah hal yang romantis. Aku tak suka itu.

Aku juga tak akan mengirimkan rinduku lewat pos karena hanya akan membuat kekasihku menanti sang pak pos yang tak kunjung datang membawa rindu yang kutitipkan. Aku bisa cemburu! Aku tak suka itu.

Maka, mungkin meminta bantuan rembulan jauh lebih baik. Ya, rembulan tak akan bisa menikahi kekasihku (sejauh yang aku tahu begitu.)

Semoga pacarku tak selingkuh dengan bulan!-->A.F

Posting Komentar

0 Komentar