Biru: Menyibak Kisah di Balik Reuni

Judul Buku: Biru
Penulis: Fira Basuki
Penerbit: Jakarta Gramedia Widiasarana Indonesia
Tahun Terbit: 2003
Tebal Buku: 340 halaman.

Undangan reuni sudah diterima oleh semua alumni SMA Regina Pacis Bogor. Beberapa dari mereka sudah sukses, termasuk si penggagas acara, Aris, yang menjadi ketua organisasi nirlaba sebuah yayasan sosial. Namun, ada beberapa yang masih bergeliat dengan keberuntungannya, termasuk Diana yang hanya menjadi seorang ibu rumah tangga.

Reuni direncanakan tiga bulan lagi dengan biaya ikut serta yang tidak murah. Semua alumni mulai bersiap untuk menghadiri acara itu. Dari mulai mempersiapkan diri agar terlihat luar biasa di acara hingga mempersiapkan uang itu. Beberapa juga ada yang saling menghubungi dan bernostalgia dengan kenangan mereka semasa SMA ketika mereka mulai jatuh cinta, menyatakan cinta dengan cara yang asal-asalan, nakal bersama, dan menghadiri pesta bersama.

Namun, dalam waktu tiga bulan itu banyak hal yang terjadi. Siapa yang akan menyangka kalau ada dua perempuan yang sudah lama tidak bertemu berakhir sebagai musuh di Surabaya; model terkenal yang meninggal karena keracunan jamu pelangsing di usianya yang sudah berkepala empat; kelelakian Mario yang didapat setelah menemui seorang perempuan yang merupakan istri pertama ayahnya, termasuk rahasia kelam tentang ibu si penyelenggara acara yang melatarbelakangi tuntutan berat yang menyangkut perbuatannya pada salah seorang anak temannya dan tindak korupsi yang dilakukannya. Seluruh kejadian yang terjadi hanya dalam waktu tiga bulan itu saling berhubungan dan bersatu menciptakan sebuah reuni bertema biru.

Sebuah novel yang menunjukkan kepiawaian seorang Fira Basuki yang mampu menciptakan cerita-cerita unik yang sangat mungkin terjadi di kehidupan saat ini, tetapi jarang diangkat dalam sebuah cerita fiksi. Dengan pergantian tokoh yang dilengkapi dengan keterangan waktu dan tempat membuat pembaca dapat merasakan perbedaan nuansa yang dibawa oleh masing-masing tokoh dengan profesi yang berbeda-beda. Dari sini, kita juga bisa melihat betapa Fira Basuki tidak monotone dalam memilihkan pekerjaan untuk tokoh-tokohnya di mana dalam novel-novel lain cenderung itu-itu saja. Teknik bercerita yang saling menghubungkan kejadian antartokoh juga mampu membuat pembaca ingin terus mengetahui kelanjutan ceritanya dan mengetahui hubungan atau kisah yang tersembunyi dari tokoh-tokoh itu.

Walaupun disertai keterangan nama, waktu, dan tempat, hal itu tetap tidak bisa mengurangi kebingungan pembaca yang belum terbiasa dengan perubahan suasana yang mendadak. Perubahan suasana tersebut akan membuat pembaca lupa dengan kejadian sebelumnya terkait orang yang sedang dibaca karena waktu dan tempat yang berjauhan dan karakter yang berbeda sehingga kadang pembaca harus berhenti sejenak untuk mengingat-ingat dan itu mengurangi kenyamanan selama membaca. Namun, dengan bahasa yang mengalir dan renyah, novel ini mampu menekan kegelisahan tersebut.


Dari novel ini kita bisa mengetahui bahwa hidup itu memang penuh dengan kisah pribadi nan rahasia yang tidak semua orang tahu. Kita mungkin melihat seorang perempuan yang bahagia dengan kehidupannya yang berkecukupan. Namun, kita tidak mungkin tahu apa yang dipikirkan dan dirasakan perempuan itu. Bisa saja dia tertekan karena dia hanyalah seorang ibu rumah tangga, sementara teman-temannya sudah sering tampil di televisi. Bisa juga dia merasa segala hal yang ada pada dirinya masih kurang bisa mencukupi kebutuhan keluarga yang semakin bertambah dengan hadirnya anggota baru. Begitu pula dengan laki-laki yang terlihat sangat sukses dengan pakaian rapi seperti pengusaha kaya pada umumnya yang ternyata memiliki masa lalu kelam yang dibawa oleh ibunya dan memengaruhi masa depannya.

Posting Komentar

0 Komentar