3 Hal yang Bisa Membuatmu Lebih Islami


Bagi Anda yang merasa bahwa dunia kita sudah terlalu jauh dari nilai-nilai Islam dan ingin kembali ke dalam rangkulan Illahi, maka mungkin tulisan ini cocok untuk Anda.

Tidak ada hal besar yang dilakukan secara instan. Jagat raya tidak diciptakan dalam sehari, Bill Gates tidak menciptakan microsoft dalam hitungan minggu, ibu harus mengandung selama kurang lebih 9 bulan untuk bisa melahirkan seorang anak, dan sebagainya. Semuanya butuh proses yang lama, begitu pula dengan proses hijrah setelah kita mungkin melakukan suatu keburukan yang menjauhkan kita dari Islam. Kita tidak serta-merta harus mengubah diri kita from zero to hero atau dari seorang pendengar menjadi seorang pendakwah secara langsung. Kita juga butuh proses untuk hal itu agar perjalanan menjadi mudah dan berkah. Berkah dalam artian kita tidak akan kembali ke jalan yang jauh lagi.

Mungkin kita berpikir pertama kali bahwa proses kembali itu susah. Namun, kita harus ingat bahwa akan selalu ada bantuan bagi siapapun yang mengerjakan kebaikan walaupun akan ada juga cobaan yang menunggu setelahnya untuk memantapkan hati kita.

Siapa yang mengatakan bahwa praktik Islam itu susah? Jika memang susah, selalu ada kemudahan setelah kesusahan itu; dan seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa kita tidak perlu melakukan hal yang sulit dahulu untuk berubah atau memulai. Kita bisa melakukan hal-hal kecil berikut ini yang Insya Allah akan sangat mudah diterapkan.

     1.  You are What You Read




Motto tersebut sangat terkenal di kalangan para pembaca. Bahkan ada beberapa versi untuk tiap hal berbeda, misalnya: you are what you wear, you are what you eat. Semua itu mengintepretasikan bahwa hal-hal yang kita pilih bisa merepresentasikan diri kita.

Dalam hal ini, pilihlah buku yang baik. Buku yang baik tidak harus bertema Islam, tetapi tetap Islami. Buku yang Islami itu bagaimana jika tidak bertema Islam? Buku yang Islami adalah buku yang tidak mengandung unsur yang dilarang, seperti pelecehan agama, suku, ras, atau antargolongan; unsur pornografi yang dapat merangsang keinginan seksual; mencontohkan banyak unsur kekerasan, seperti cara-cara membunuh, dan sebagainya.

Saya pikir, tentu banyak buku-buku yang demikian, tetapi tidak bertema Islam. Walaupun demikian, kita harus tetap memiliki buku-buku bertema Islam untuk membantu kita kembali dan terus berada di jalan yang benar dengan mudah. Untuk buku bertema Islam, beberapa buku yang wajib kita miliki adalah buku tafsir, hadist, dan fiqih. Anda bisa mencicil pembeliannya jika memang membeli sekaligus dalam satu waktu dirasa berat. Buku tafsir tentu dapat membantu kita memahami kandungan Al-Quran dengan lebih tepat. Buku hadist juga dibutuhkan sebagai tambahan ilmu yang tidak tercantum dalam Al-Quran. Sedangkan buku fiqih adalah buku rincian tentang syariat dan kehidupan sehari-hari.

     2.   Pilih Musik yang Baik
Seperti halnya buku, musik yang baik tidak melulu bertemakan Islam. Walaupun sebenarnya hukum awal musik adalah haram, jika lirik musik tidak mengandung unsur yang melecehkan agama, Tuhan, Rasul dan tidak mengandung unsur yang kurang baik didengar, dan tidak membuat kita lupa untuk beribadah kepada Allah SWT, maka hukumnya adalah makruh; dan jika dipergunakan untuk berdakwah maka hukumnya mubah.

Selain tidak mengandung unsur-unsur yang buruk, sebaiknya kita memilih musik yang tidak akan mengubah perasaan kita menjadi marah atau sedih. Pilihlah lagu-lagu yang sifatnya netral dan tidak terlalu membawa perasaan karena marah dan sedih karena suatu hal yang tidak perlu itu hanya membuang tenaga kita yang bisa digunakan untuk melakukan hal yang lebih bermanfaat.

Walaupun demikian, hal yang lebih utama dari mendengarkan musik adalah mendengarkan lantunan Al-Quran. Dengan mendengarkan dan melantunkan Al-Quran, maka kita akan selalu mengingat Allah SWT dan akan lebih mudah dekat dengan-Nya.

     3.   Perhatikan Jadwal Anda



Jika Anda sering keluar bersama teman di akhir minggu atau setelah pulang kerja, maka sudah saatnya Anda mengurangi kegiatan itu.

Bertemu teman memang disarankan untuk menjalin silaturahmi, tetapi jika harus setiap hari keluar kantor untu ke cafe atau jalan-jalan, bukan? Lagipula, setiap hari kita juga bertemu dengan mereka.

Kenapa Anda harus melakukan ini? Karena ada beberapa hal yang bisa kita lakukan jika kita di luar rumah yang tidak bisa kita lakukan ketika di luar rumah. Beberapa hal itu antara lain: membaca Al-Quran dan istirahat agar bisa bangun lebih awal. Jika kita hanya keluar bersama mereka seminggu sekali tentu tidak akan menjadi masalah, bukan? Atau jika kita terbiasa keluar setiap hari, maka keluar dua hari sekali tidak akan merenggangkan hubungan, bukan? Sekali lagi, bukankah Anda juga masih tetap bisa bercengkerama dengan mereka tiap jam makan siang?

Menjadi lebih Islami ternyata mudah, bukan? Jika melakukan ketiga hal itu Anda pikir cukup sederhana, kenapa tidak mulai dari sekarang?


Gambar diambil dari treehuggerhipwee, dan pinimg

Posting Komentar

0 Komentar