Midnight Sun Lebih Gelap dan Desperate dan 7 Hal yang Bisa Diperoleh Fans Twilight Dari Novel

Film Twilight sudah muncul 2008 lalu tetapi antusiasnya masih bisa dirasakan sampai sekarang. Hingga penulis Stephenie Meyer memutuskan untuk menulis novel "Midnight Sun" yang merupakan versi Twilight dalam perspektif Edward Cullen.

Sebenarnya berita tentang akan terbitnya novel ini sudah bocor sejak tahun pertama keluarnya film pertama Twilight saga itu. Sontak berita itu mengguncangkan dunia maya hingga membuat Stephenie mengurungkan niatnya merampungkan Midnight Sun tahun itu. 

Sampai akhirnya, pada Mei lalu novel itu -- yang oleh penulisnya disebut lebih gelap dan desperate daripada seri sebelumnya -- mulai dirilis pada 4 Agustus.

"Aku sudah mempertimbangkan untuk mengundur waktu pengumuman (rilis buku) ini sampai semuanya kembali normal," kata Stephenie dalam sebuah pernyataan. "Namun, rasanya itu salah karena ada banyak orang yang sudah menunggunya terlalu lama."

Dia menambahkan, "Secara pribadi, aku butuh berpaling (dari Twilight) sekarang, aku ingin menantikan sesuatu, dan tentunya, aku butuh membaca lebih banyak buku. Jadi, kuharap buku ini, setelah rilis, bisa menjadi kesenangan yang ditunggu oleh para pembaca dan kesempatan untuk hidup dalam dunia imaginer sejenak."

Kalau kalian adalah bagian dari "Twihard", fan base Twilight, kalian harus segera mendapatkan buku itu. Apalagi setelah mendapatkan petunjuk bahwa ceritanya akan: (1) diambil dari sudut pandang Edward dan (2) lebih desperate.


midnight sun


Nah, berikut 7 hal yang bisa kalian dapatkan dari Midnight Sun.

1. Sudut pandang Edward setelah pertemuan dengan Bella di kelas Biologi

Setelah informasi tentang rilisnya novel kelima ini bocor pada 2008, Stephenie menerbitkan 10 bab pertama novel di websitenya, termasuk scene di kelas Biologi yang digandrungi semua fans.

Kalau kalian sudah pernah nonton filmnya, pasti kalian sangat penasaran dengan apa yang ada dipikiran Edward saat pertama kali bertemu dengan Bella dan duduk sebangku dengannya.

Karena novel ini belum terbit di Indonesia, kalian tidak akan tahu bagaimana penampakannya. Namun, menurut situs luar negeri, novelnya bakal lebih besar dan lebih tebal daripada sebelum-sebelumnya. Karena kalian sendiri tahu kan kalau Edward adalah tipe yang suka berpikir dan berlebihan dalam berpikir. 

Juga berkat kapasitas otak vampirnya, ia bahkan bisa berpikir lebih banyak daripada manusia pada umumnya. Kalian sendiri tahu kan kalau ada jeda ketika Bella baru masuk ruangan sebelum dia duduk di sebelah Edward. Nah, katanya Stephenie menuliskan proses hancurnya sosok dingin vampir sebelumnya hingga seluruh percakapannya dengan diri sendiri.

Ceritanya juga akan mencakup pikiran vampir putih tampan itu di tempat tujuan setelah kelas pertamanya dengan Bella, yaitu Alaska.

Kalian akan membaca betapa besar nafsu Tanya, sepupu Cullen di Denali, juga betapa lemahnya Edward di hadapan Bella. Edward tahu bahwa ia harus menjauh agar ia tidak membunuh Bella. 

Namun sejak awal, dia sudah sangat jatuh cinta pada Bella karena suatu alasan. Sebelumnya dia masih belum mengenal arti "cinta" dan "cemburu", tapi dia mulai mempelajarinya selama di Alaska. Makanya dia kembali.

2. Saat-saat Edward pertama kali jadi vampir

Kita sudah banyak tahu cerita bagaimana saat pertama Edward jadi vampir. Di buku sebelumnya, ia sekarat akibat pandemi flu Spanyol tahun 1910-an.

Kemudian ia diselamatkan oleh Carlisle dengan mengubahnya menjadi vampir dan tinggal dengannya. Akibat rasa hausnya, ia pun membangkang dan membunuh orang-orang yang menurutnya pantas mati berdasarkan kemampuannya membaca pikiran.

Namun, Midnight Sun menampilkan beberapa anekdot yang menyelami masa lalu vampir baru itu lebih dalam. Ada juga cerita ketika Edward pertama kali bertemu vampir lain selain Carlisle utnuk pertama kali.

Yang belum kita tahu sebelumnya adalah dalam novel ini Edward diceritakan sempat jatuh cinta pada Siobhan, ibu Maggie yang muncul di Breaking Dawn. Dia sedikit terpesona oleh penampilan femininnya dan bahwa ia belum pernah bertemu sosok perempuan seperti itu sepanjang hidupnya.

Namun, kalian tenang saja. Sepertinya kisah cinta itu hanya berdasarkan penampilan saja karena romantisme itu tidak berlanjut. Akhirnya, fans bisa mengetahui bahwa ternyata Edward memiliki cinta lain selain Bella.

3. Edward terlihat sangat ingin mengenal Bella

Dikeempat seri bukunya, kita cuma melihat dari perspektif Bella. Dan di sana Edward tampak cukup pendiam walaupun ia sangat ingin tahu apa yang dipikirkan perempuan yang tidak bisa ia baca pikirannya itu.

Namun, dalam buku ini kalian akan melihat lebih banyak percakapan antara kedua pasangan manusia-vampir itu. Tentang bagaimana Edward ingin tahu tentang hal-hal favorit Bella, mulai dari buku, film, sampai tempat.

4. Kepribadian Bella lebih terlihat

Dalam beberapa novel sebelumnya, sudut pandang Bella belum bercerita terlalu banyak tentang dirinya. Salah satu alasannya adalah karena tidak mungkin Bella membicarakan kepribadiannya sendiri.

Sebagian besar narasi novel sebelumnya hanya bercerita tentang pengalamannya bersama Edward serta pandangannya terhadap beberapa kejadian. Namun, di sini kalian bakal sering menemui kepribadian gadis beruntung itu dari sudut pandang Edward.

Selain itu, bila narasi cerita cinta mereka sebelumnya diceritakan apa adanya, kalian akan menemukan buku ini memberikan narasi yang lebih intens. Bahkan narasi itu sampai menunjukkan seolah-olah cinta mereka lebih besar dan lebih dalam.

Edward menunjukkan kekakuannya serta keragu-raguannya dalam mendekati Bella sehingga menunjukkan sisi desperatenya sekaligus ketakutannya melukai makhluk lembut itu. 

5. Pikiran aneh Charlie dan Renee

Bella adalah satu-satunya orang yang pikirannya tidak bisa dibaca oleh Edward. Itu memusingkannya hingga ia sampai memutuskan untuk menyelidiki alasannya dengan membaca pikiran Charlie dan Renne.

Dalam sebuah cuplikan, Edward bilang ke pacarnya kalau dalam pikiran ayahnya, mereka berdua tak ubahnya seperti siaran radio mobil yang hilang dan datang. 

Ketika membaca pikiran Charlie, Edward hampir bisa mendengar intonasi, tetapi tidak benar-benar bisa membaca secara jelas pikirannya. Itulah yang menurut vampir itu membuatnya tidak bisa membaca pikiran Bella.

Sedangkan di sisi lain, pikiran Renee sangatlah berisik hingga bisa terlihat jelas oleh orang lain. Seperti ketika ia merasa sedih, semua orang akan langsung ingin menenangkannya.

Uniknya, kemampuan ini malah turun ke Renesmee yang bisa menyalurkan pikirannya ke orang lain hanya melalui sentuhan. Sedangkan Bella mendapatkan kekuatan "tameng" itu dari ayahnya yang pikirannya susah dibaca sekaligus pikirannya yang hanya dipenuhi oleh keinginannya melindungi anak semata wayangnya.

6. Persahabatan Bella dan Alice lebih terasa

Sampai sekarang, kita masih belum tahu bagaimana bisa Bella dan Alice bersahabat begitu dekat. Sampai sebelum buku ini terbit, kita cuma bisa berasumsi bahwa Alice merasa akan mudah dekat dengan Bella hanya dari kemampuannya melihat masa depan. Namun, novel ini menjelaskan bahwa alasannya lebih daripada itu.

Setelah Alice mengatakan bahwa Bella dan dirinya akan menjadi sahabat dekat, Edward semakin ingin tahu tentang kedekatan mereka berdua. Setelah kejadian di Arizona, Alice lah yang merawat Bella saat Edward tidak bisa (mulai dari mandi sampai memakai baju). Kalian juga akan lebih sering membaca candaan mereka.

7. Kepergian Edward di New Moon terasa lebih menyakitkan

Sebagian besar fans masih kurang merasakan keterpurukan yang dirasakan Bella saat Edward memutuskan untuk pergi. 

Mereka cuma tahu bahwa Edward pantas disalahkan atas kejadian yang menimpa kekasihnya. Ia merasa tidak pantas untuk Bella. Dia tidak ingin kekasihnya menjadi vampir dan menjadi makhluk terkutuk.

Dalam Midnight Sun, kalian bisa mempelajari proses berpikir Edward sebelum ia memutuskan untuk pergi. Kalian pasti tahu bahwa keputusan itu berawal sejak kejadian di Arizona. Tapi tulisan Stephenie ini akan membuat kalian semakin gemas dengan pikiran Edward yang terlalu cepat memutuskan.

Satu, keputusan yang terlalu cepat itu menafikan perasaan Bella. Secara kita tahu anak Charlie itu sangat cinta pada si vampir. Ditambah alasan Edward tentang segala sisi manusiawi Bella yang akan hilang jika dia menjadi vampir itu sama sekali tidak berhubungan dengan rasa cintanya. Sementara Bella cuma ingin bersama dengan Edward selamanya. 

Yang menggemaskan adalah kenapa Edward selalu mengambil keputusan sepihak yang dianggapnya terbaik tentang hubungan mereka. Di mana keputusannya itu seolah ingin mengimplikasikan bahwa itulah yang terbaik untuk Bella dan bahwa dia juga berat melakukannya.

Pokoknya kalian harus baca buku yang sudah terjual dari 1 juta kopi itu biar tahu cara berpikirnya Edward yang ngeselin.

Sumber: https://www.nytimes.com/2020/05/04/books/stephenie-meyer-midnight-sun-twilight.htmlhttps://www.cheatsheet.com/entertainment/7-things-twilight-fans-can-take-away-from-midnight-sun-even-the-biggest-cullen-enthusiasts-have-some-surprises-in-store.html/

Gambar oleh Barnes and Noble

Posting Komentar

0 Komentar