Ranu Bedali - Danau Indah yang Mengandung Misteri

Ranu Bedali adalah salah satu ranu yang ada di Lumajang. Danau ini juga merupakan salah satu danau dari segitiga danau di Lumajang, yaitu Ranu Klakah, Ranu Pakis dan Ranu Bedali. Berbeda dari kedua danau lainnya, Ranu Bedali terletak jauh di bawah dataran di sekitarnya.

Jika liburan hari Minggu nanti belum ada rencana atau tempat tujuan, mungkin Ranu Bedali kabupaten Lumajang Jawa Timur bisa dijadikan pilihan.


Waktu itu, saya dan suami berkesempatan untuk berkunjung ke salah satu danau setelah 20 tahun lebih saya tinggal di Klakah. Saya sering berkeliaran ke Ranu Klakah dan Ranu Pakis, tetapi belum pernah sekali pun ke Ranu Bedali. Pengalaman kami ke danau itu ya baru beberapa hari lalu, tepatnya hari Minggu 30 September. Hal ini juga karena suami saya adalah orang Sidoarjo.

Kalau Anda bepergian dari arah Probolinggo, Anda tinggal mencari Indomaret Ranuyoso dan di dekat situ ada belokan ke kiri. Anda tinggal mengikuti jalan hingga sampai di danau itu.

Namun, karena saya tinggal di Klakah, maka saya hanya perlu lewat Ranu Klakah dan meneruskan perjalanan ke utara hingga sampai di Ranu Bedali.

Waktu itu, saya berangkat sekitar pukul 6 lebih. Sehingga saya sampai di lokasi sebelum penjaga loket datang. Ini membuat saya tidak ditarik tiket masuk. Tiket masuknya cukup murah, yaitu Rp5.000,- dan ongkos parkir sepeda motor sebesar Rp2.000,- saja.

Walaupun di hari Minggu, suasananya masih terbilang sepi. Hanya ada beberapa gelintir orang saja ketika saya sudah naik lagi dari danau. Sementara ketika saya turun, masih belum ada yang datang. Bahkan, warung-warung dan pedagang kaki lima juga masih belum terlihat. Menurut pedagang kaki lima yang saya temui, Ranu Bedali menjadi sangat ramai ketika hari libur Idul Fitri dan Tahun Baru.

Tujuan kami waktu itu adalah mengunjungi air terjun yang, menurut tante saya, cukup indah. Ketika turun, kami melihat petunjuk untuk ke kiri atau ke kanan. Jika ke kanan, saya akan menuju ke kolam renang alami dan rumah kayu. Sedangkan untuk ke air terjun, saya harus turun melalui jalur kiri.

Jika Anda ingin ke air terjun, saya sarankan untuk memakai sepatu atau alas kaki yang sesuai untuk mendaki gunung. Hal ini karena medan ke bawah cukup licin dan ada beberapa jalan yang berbatu. Pembangunan yang kurang maksimal juga menjadi salah satu penyebabnya.

Sepanjang menuju lokasi, Anda akan merasa tengah berjalan di tengah hutan. Jika ingin melalui jalur yang cukup rindang, jalur kanan bisa dipilih walaupun perjalanan menuju ke air terjun menjadi cukup jauh.

Berikut ini adalah beberapa foto medan yang harus ditempuh.


Ini adalah jalur setelah melewati medan berbatu yang cukup curam. Namun, jalur berbatu itu cukup aman karena dibentuk berundak.


Ini adalah sebagian penampakan Ranu Bedali yang berarti lokasi air terjun sudah sangat dekat.

Setelah melalui medan yang cukup sulit, akhirnya kami pun sampai di lokasi air terjun. Air terjun tersebut ternyata mengalir langsung ke Ranu Bedali. Di Minggu pagi itu, tidak ada satu orang pun yang terlihat menuju air terjun. Hanya ada beberapa orang yang duduk memancing di tepian danau.

Air yang mengalir dari air terjun sangat jernih. Sehingga cukup aman dikonsumsi. Sedangkan penampakan air terjunnya sangatlah rindang karena penuh dengan pepohonan dan tanaman rambat yang rimbun. Sehingga tidak perlu mengkhawatirkan cuaca yang panas di siang hari walaupun cuaca yang panas masih akan menjadi masalah ketika sudah keluar dari lokasi air terjun.

Selain itu, bentuk air terjun itu sendiri sangatlah unik. Selain dipenuhi oleh bebatuan yang membantu menyaring air, bentuk aliran air terjun itu sendiri sangat unik, yaitu berundak-undak. Jika percikan air langsung dari tepi tebing terlalu kuat, Anda masih bisa menikmati air terjun dari undakan yang kesekian. Selain tidak terlalu basah, Anda bisa menikmati gagahnya tebing yang mengucurkan air jernih itu dengan lebih leluasa.

Di bawah ini adalah gambar saya berdiri di undakan terakhir, yang berarti undakan yang sangat dekat dengan air terjun.


Sayangnya di sekitar air terjun terdapat cukup banyak sampah seperti shampoo sachet, bungkus permen dan air minum. Tanpa adanya hal itu, air terjun ini pasti akan lebih indah lagi.

Setelah dari air terjun, kami kembali ke atas dan segera mencari warung di dalam area Ranu Bedali. Perjalanan kami kembali kami lakukan dengan susah payah. Karena selain jalan yang menanjak, sinar matahari sudah mulai memanas. Untungnya pada waktu kami sampai di atas, sudah ada beberapa warung yang buka. Warung yang berada di sisi kiri menjadi pilihan kami dan di situlah cerita tentang misteri di Ranu Bedali kami dapatkan.

Menurut pemilik warung itu, misteri tersebut datang dari sebuah pohon besar menuju air terjun yang dapat ditemui di jalur kanan. Karena kami mengambil jalur kiri, kami tidak menemukannya.

Seseorang yang memiliki indra keenam pernah bercerita pada pemilik warung tersebut bahwa ada seorang perempuan bernama Indrowati yang bertapa di bawah pohon besar itu. Karena memiliki kemampuan itu, orang tersebut pernah dipersilahkan untuk memasuki kerajaannya oleh sosok ular besar yang memakai mahkota.

Karena hal ini, setiap kali melewati pohon yang amat besar, siapapun tidak diperkenankan untuk meludah, membuang sampah atau melakukan hal kotor di sekitar pohon itu; dan mungkin untuk alasan inilah kaki saya kemudian secara misterius berdarah, bukan di telapak kaki melainkan di sisi kanan. Luka itu langsung menutup begitu saya mencelupkan kaki yang berdarah itu ke air. Luka itu hilang tanpa bekas, seolah kaki itu tidak pernah terluka.

Hal yang sama ternyata juga terjadi pada tante saya yang lebih dulu ke sana. Waktu itu tante dan ponakan saya tiba-tiba merasakan gatal yang luar biasa di punggung. Secara misterius rasa gatal itu hilang setelah tante dan ponakan saya meminum air dari air terjun langsung. Entah dari mana tante saja mendapatkan ide untuk meminum air itu. Namun, seperti saya, itu adalah tindakan spontan. Seperti alam bawah sadar kami mendapatkan wahyu atau dibisiki sesuatu.

Sudah selesai dengan hal misteriusnya, kita kembali ke warung tadi.

Harga makanan dan minuman yang dijual di warung tersebut terbilang sangat terjangkau. Tidak terlalu jauh dari harga Ind*maret dan Alf*mart. Jadi, bisa dibilang tidak perlu dirisaukan.

Makan siang bisa dibeli di warung-warung yang ada di lokasi dan bisa juga pergi langsung ke Ranu Klakah yang tidak terlalu jauh dari tempat untuk menikmati berbagai menu ikan yang sebagian besar berupa penyetan.

Itulah catatan yang bisa diungkapkan pada tulisan kali ini. Destinasi ini dijamin tidak akan mengecewakan. Apalagi jika Anda mengambil jalur kanan di mana Anda akan melewati kolam dengan air alami dan pohon kayu.

Happy travelling ^^

Posting Komentar

0 Komentar