Mungkin judul di atas terkesan motivasional. Di mana isinya akan mengajak orang untuk berbahagia dengan cara mengubah pola pikir dan semacamnya. Jika tulisan ini dianggap motivasional sebenarnya tidak, tetapi jika dianggap menjelaskan tentang mengubah pola pikir, mungkin sedikit.
Beberapa dari kita mungkin masih berpikir bahwa kebahagiaan itu hanya didapat dengan cara yang sama seperti pengemis. Kita diam dan hanya menengadahkan tangan kemudian kebahagiaan datang dari kepingan-kepingan uang receh yang disumbangkan orang. Namun, kebahagiaan tidak semiskin itu. Kebahagiaan tidak bisa didapat jika kita tidak mencoba menciptakannya.
Jika kita mau merendahkan hati, kebahagiaan itu ada di setiap sudut pandang mata kita. Kebahagiaan itu ada di setiap cercah sinar mentari yang kita tatap setiap pagi. Ada di setiap helaan napas yang kita hirup begitu kita membuka mata. Kebahagiaan itu ada di mana-mana karena kebahagiaan adalah masalah kepuasan diri. Kepuasan tidak selalu datang dari barang atau benda-benda mahal, perut yang kenyang, rumah yang luas, mobil mewah atau lain sebagainya. Kepuasan kecil juga bisa membuat kita bahagia jika kita mau merendahkan diri untuk menganggap hal kecil itu sebagai kepuasan.
Saya tidak hendak mengajak Anda untuk melakukan suatu hal luar biasa, seperti menghentikan kemiskinan, menjadi donatur tetap sebuah panti asuhan, dan sebagainya. Tidak. Saya juga tidak hendak mengajak Anda untuk mulai bersyukur atas semua yang Anda terima dalam hidup entah itu senang maupun susah. Bukan. Ini adalah hal yang lebih kecil dan lebih sederhana lagi, seperti kecenderungan Anda.
Jika Anda adalah orang yang menyukai kebersihan, maka membersihkan tempat tidur dan kamar Anda bisa meningkatkan kebahagiaan Anda. Memenuhi keinginan kecil Anda, seperti mengubah tatanan kamar dan menghiasnya juga bisa menjadi kebahagiaan Anda. Jika melihat sampah berserakan membuat hari Anda murung, maka pungutilah sampah itu dan buang ke tempatnya. Lalu lihatlah lagi pemandangan yang sebelumnya penuh dengan sampah yang telah berubah menjadi bersih itu, maka Anda pun akan merasa bahagia.
Di sini, saya ingin mengatakan bahwa menyingkirkan hal yang tidak kita sukai dan melakukan hal yang kita sukai adalah suatu kebahagiaan untuk kita. Begitu juga dengan melakukan hal yang tidak kita sukai akan menyiksa batin kita, sedangkan melakukan hal yang kita sukai akan menyembuhkan batin kita.
Entah seberapa sepelenya kegiatan itu, nyatanya hal itulah yang membuat kita bahagia. Caranya juga sederhana: kita hanya perlu melakukannya dan melihat perubahannya sambil memaknainya. Jika perlu, katakan pada diri sendiri: “aku yang melakukannya” atau “aku juga ikut melakukannya” jika Anda melakukannya bersama orang lain.
Terkadang, kita juga perlu memberikan apresiasi pada diri sendiri. Jangan melulu memuji orang dan lupa memuji diri sendiri karena itu akan berdampak pada rasa tidak adil pada diri kita. Selain itu, mengapresiasi diri juga berdampak baik bagi kelanjutan perbuatan baik yang telah kita lakukan itu.
Kita semua pasti ingin terus bisa konsisten melakukan hal-hal baik, bukan? Di mana tentunya hal-hal baik itu tidak melulu soal memberi pada orang lain. Memberi pada diri sendiri juga bisa berbuah kebahagiaan, seperti memberi kamar yang bersih dengan membersihkannya, memberi meja yang rapi dengan menata buku-buku yang mulai berserakan, memberikan pemandangan yang bagus di kebun dengan rajin merawat bunga dan memotong rumput, dan pemberian-pemberian lainnya yang tidak perlu dibeli dari toko.
2 Komentar
jadi, intinya ini motivasional atau apa? ._.
BalasHapusLebih ke saran untuk mengubah cara berpikir saja, sih.. kalau mau disebut motivasional juga terserah jika memang tulisan ini memotivasi.. :)
Hapus