Mengenal Teori Terorisme Predestination

Sabtu malam mungkin bisa menjadi malam yang romantis bagi kawan-kawan yang memiliki pasangan. Namun, kalau kawan-kawan belum memiliki pasangan atau pecinta film mind-blow, film ini bisa menemani Sabtu malam kawan semua.

Sebenarnya saya sudah lama menonton film ini, tetapi karena film ini terbilang cukup sulit, walaupun tidak sesulit itu, aku tidak langsung mengulasnya. Hingga sekarang pun, aku masih belum yakin dengan pengetahuanku akan film ini. Namun, aku memaksakan diri mengulasnya karena suatu teori yang kuyakini hendak dijelaskan dalam film ini. Selain itu, film ini bisa kubilang sangat bagus.

Apa sih bagusnya film ini?

Sebelum memutuskan untuk menonton film ini, aku ingin menjelaskan bahwa film ini akan sedikit membingungkan. Selain itu, kawan-kawan pada awalnya akan kesulitan memahami hal yang ingin dijelaskan dalam film ini yang menurutku sebenarnya lebih dari sekedar teori terorisme dan lebih banyak dari itu. Namun, aku pastikan kawan-kawan akan menikmati film ini.

Saranku sebelum kawan-kawan nonton, pastikan kalian tidak meninggalkan satu detik pun dari film ini. Ikuti saja alurnya walaupun mungkin bagian awalnya tidak terlalu "engaging."


Film ini diawali dengan John Doe (Ethan Hawke) yang sangat dekat dengan bom mengalami kecelakaan yang membuat mukanya hancur. Dia menjalani operasi plastik dan mendapatkan tugas akhir karena ternyata dia adalah seorang agen "pemberantas" terorisme. Ya, jadi pekerjaan John Doe ini adalah menangkap teroris sebelum teroris itu beraksi; dan untuk melakukannya seorang agen seringkali membutuhkan mesin penjelajah waktu.

Setelah menjalani operasi, wajahnya berubah sepenuhnya. Dia menjalani beberapa tahun terakhirnya menyesuaikan diri dengan wajah barunya dan pekerjaannya yang tidak lagi sepadat dulu sebagai agen. Kini dia bekerja sebagai barkeep untuk menutupi kedoknya sebagai seorang agen. Di sana, dia bertemu dengan seorang laki-laki (Sarah Snook) yang menceritakan seluruh kisah hidupnya. Bagaimana dia hidup di panti asuhan dan bagaimana dia jauh lebih unggul dibanding teman-teman seusianya.

Selama hampir satu jam film ini diputar, mungkin tidak akan ada yang mengejutkan bagi kawan-kawan pecinta mind-blow karena seperti nama jenisnya, film ini baru menunjukkan taringnya di pertengahan kedua dan nikmati gigitannya. Setelah semua hal itu, kawan-kawan akan mengerti siapa agen itu dan apa yang terjadi sebenarnya.

Di akhir film, John Doe bertemu dengan orang yang memberinya misi-misi, ketua organisasinya Robertson. Di sana, Robertson mengatakan bahwa jika dia sudah mencapai tujuan akhir semua misi itu, alatnya akan dinonaktifkan dan dia akan tinggal di tempat yang diinginkannya, tempat pemboman akan terjadi. Di sinilah, semuanya menjadi jelas.

Kalau kawan-kawan sudah pernah menonton "Predestination," maka kita akan lanjut ke sesi pembahasan.

Apa yang pertama kali paling mengena dari film ini? Yang jelas, takdir tidak bisa diubah walaupun kita memiliki alat penjelajah waktu dan berusaha mengubah sejarah. Kita yang datang di waktu yang kita ingin ubah hanya mungkin bisa sebagai penghias yang tidak berdampak cukup besar untuk menciptakan perubahan.

Selain semua itu, film yang berdurasi 1 jam 30 menit ini menjelaskan tentang bagaimana terorisme tercipta.

Kok bisa?

Seperti yang dijelaskan, John Doe adalah seorang agen. Tugasnya adalah menghentikan terorisme. Dia menggunakan mesin waktu untuk melacak pola terorisme dan menghentikannya di setiap negara di dunia dan di setiap waktu kejadiannya. Semua detil itu didapat dari tugas-tugas yang diberikan padanya.

Seperti semua hal yang akan terjadi pada pelanggaran waktu, seorang agen harus bertaruh pada ingatannya. Ya, ingatan adalah bayaran atas segala penjelajahan waktu. Semakin sering seseorang melakukan penjelajahan waktu, semakin banyak ingatan yang dia lupakan. Dia hanya bisa mengingat pencapiannya yang mengatakan bahwa ia telah menyelamatkan banyak orang melalui kliping koran yang dikumpulkannya. Selain itu, dia tidak mengingat apa pun kecuali organisasi dan atasan-atasannya.

Teroir terorisme yang aku maksud di atas adalah tentang semua ini. John Doe tidak sadar bahwa tindakannya menyelamatkan terorisme telah berubah menjadi tindak terorisme itu sendiri. Bahwa mengejar terorisme adalah seperti "seekor ular yang mengejar ekor dan ketika dia telah menggigitnya, barulah dia tahu bahwa itu adalah ekornya sendiri."

Dengan memberi artikel ini judul "predestination," ini seolah mengimplikasikan bahwa segala sesuatu sudah ditentukan (predestined). Hal ini bisa saja sejalan dengan kenyataan yang diangkat di film bahwa yang sudah terjadi tidak bisa diubah. Namun tentu saja takdir yang tidak bisa diubah adalah takdir yang sudah terjadi, bukan yang belum terjadi.

Akhirnya, aku hanya bisa mengucapkan "Selamat menikmati sajian yang penuh paradox ini."

Gambar diambil dari Muchepic-Review

Posting Komentar

0 Komentar