Kesan Glamor dalam Film Anna Karenina

Sudah lama saya berniat untuk mengulas film ini, tetapi baru mendapatkan kesempatan dan kemauan sekarang. Saat saya harus mengisi blog saya yang baru dengan teratur dan baru kemarin saya melihat film ini untuk kesekian kalinya. Ya, sudah tidak terhitung dan entah sudah berapa lama saya tidak menonton film ini lagi. Apa yang membuat saya tertarik dan ingin mengulasnya?

Film yang diangkat dari sebuah novel karya Leo Tolstoy ini menceritakan sebuah peradaban Rusia di awal abad ke-19 saat perundang-undangan masih baru dibentuk dan diajukan. Latar belakang yang diambil adalah para bangsawan dan keluarga terpandang yang bekerja di pemerintahan maupun memiliki usaha sendiri. Konflik yang diangkat cukup rumit karena ditutupi dengan romansa dan permainan-permainan kecil para bangsawan itu. Perlu beberapa kali menontonnya hingga saya mengerti bahwa sosok Anna sengaja ditumbalkan oleh para bangsawan untuk melawan undang-undang yang diajukan oleh suaminya sendiri.

Ceritanya diawali dengan kasus perselingkuhan yang dimulai oleh Stiva, kakak Anna, yang membuat Anna harus menemuinya; dan di situlah cerita perselingkuhan Anna dengan Count Vronsky berawal yang nantinya akan menjadi kasus besar yang dibicarakan oleh seluruh orang. Film ini memang terkesan berat sehingga harus berkali-kali ditonton untuk bisa memahami ceritanya. Namun, pengemasan film yang profesional membuatnya terkesan indah dan mengalir seperti drama. Saya sangat merekomendasikan film ini untuk Anda yang bosan dengan drama yang begitu-begitu saja.

Hal pertama yang ingin saya puji dari film ini adalah pemilihan setting. Pada awal mula film ini diputar, saya sempat mengira bahwa film ini adalah sebuah adegan drama yang dimainkan di atas panggung. Bagaimana mungkin? Mungkin sekali; dan hal itu berhasil diterapkan oleh pembuat film ini.

Dengan pengambilan sudut gambar yang tepat, perubahan dekorasi dan kostum pemain yang cepat berubah bersama waktu membuat film yang berlatar panggung ini terkesan alami dan apa adanya. Tentunya tidak seluruh latar dilakukan di atas panggung. Ada beberapa tempat yang dilakukan di luar panggung layaknya film-film pada umumnya. Namun, saya paling menyukai pengambilan gambar yang dilakukan di panggung beserta seluruh perubahannya yang cepat, tapi tidak terkesan terburu-buru itu. Saya belum pernah menonton sebuah film yang seelegan ini.

Dari sisi pemilihan pemain, saya menyukai semuanya. Keira Knightley memerankan perannya sebagai Anna Karenina dengan sangat baik. Saya tidak mengira akan ada Anna yang lebih baik dari dirinya. Begitu pula dengan Jude Law yang berperan sebagai suami Anna, Alexei Alexandrovich, membawakan karakter yang tegas dan berwibawa dengan sangat baik. Tentunya masih banyak pemain-pemain yang melakukan pekerjaan bagus dalam film ini. Bahkan bisa dikatakan bahwa semua pemain memerankan peran mereka secara alami.

Hal berikutnya yang saya sukai dari film ini adalah gaun-gaun yang dikenakan. Untuk latar yang diambil dari kehidupan sosial bangsawan dan menengah-ke atas, rancangan gaun, jas, pakaian, topi, dan semuanya sangat menggambarkan kehidupan mereka yang glamor. Kehidupan glamor itu juga termasuk kebiasaan menghadiri pesta-pesta dansa hingga kemungkinan lainnya, yaitu perselingkuhan, yang menjadi konflik utama dalam cerita ini.

Saya tidak bisa berkata banyak untuk film ini. Menurut saya semuanya serba luar biasa dan saling mendukung, termasuk dari segi ceritanya yang sangat kontradiktif. Siapa yang akan menyangka bahwa orang yang melanggar perundang-undangan adalah istri dari pembuatnya sendiri yang membuatnya diperbincangkan di tiap sudut kota. Begitu pula dengan kehiupan Anna setelahnya yang terbayang-bayang oleh perselingkuhan yang dilakukannya hingga segala hal yang dialaminya jadi serba salah dan membuatnya depresi.

Entah apa lagi yang bisa saya ceritakan dari film yang saya pastikan akan membuat Anda berdecak kagum pada akhirnya. After all, tidak ada yang pasti dalam hidup kecuali kematian.


Posting Komentar

0 Komentar